Tulisan ini saya buat untuk menjawab perayaan hari kasih sayang atau
valentine day’s. Saya sendiri tidak sependapat dengan hari valentine,
karena kasih sayang itu tidak terbatas oleh waktu, tidak memerlukan hari
yang khusus. Kasih sayang itu ada setiap hari, bahkan setiap saat harus
ada dalam diri kita.
Cinta atau kasih sayang itu bukan hanya ditujukan kepada sesama manusia
dalam arti seorang manusia mencintai manusia lain yang berlainan jenis
atau cinta antara seorang laki-laki dan seorang wanita. Cinta yang
demikian disebut sebagai ‘cinta eros’ atau ‘cinta amor’. Kasih sayang
dapat ditujukan pula kepada keluarga atau kerabatnya atau yang disebut
sebagai cinta philia dan tidak boleh lupa, ada juga jenis cinta yang
lebih agung yaitu cinta manusia kepada Tuhan Sang Pencipta atau yang
disebut sebagai ‘cinta agape’.
Cinta eros biasanya dilandasi oleh keadaan fisik, psikis, rohani bahkan
oleh faktor ekonomi. Seseorang mencintai orang lain biasanya karena
fisiknya yang rupawan, perilakunya yang menawan atau asal usul
keluarganya yang terhormat. Ada kalanya faktor kekayaan juga menjadi
daya tarik seseorang dalam mencintai lawan jenisnya.
Agama mengajarkan bahwa dari 4 faktor yang melandasi ketertarikan
seseorang terhadap orang lain untuk menjadi pasangan hidupnya, hendaknya
dipilih yang perilakunya menawan karena ketaatan beribadahnya. Namun
demikian, ada juga seseorang yang mencintai lawan jenisnya bukan karena
semua faktor itu. Itulah yang dinamakan cinta amor, sebuah cinta yang
tidak rasional. Itulah sebabnya sering kita temui ada seseorang yang
mencintai lawan jenisnya kendati lawan jenisnya tersebut tidak memenuhi
faktor rupa, keturunan, kekayaan dan keagamaan.
Seorang anak cinta kepada orang tua, kakak dan adiknya atau kalau ada
orang tua mencintai anak-anak dan saudara-saudaranya semuanya karena
cinta. Orang menyebutnya cinta philia, cinta persaudaraan atau cinta
karena adanya hubungan kekerabatan. Cinta philia yang positif adalah
yang bersifat ‘Aktif - Aktif’ artinya kedua belah fihak saling memberi.
Orang tua memberikan perhatian kepada anaknya, demikian juga sebaliknya,
sang anak memberikan perhatian yang tidak kalah hangatnya.
Janganlah membentuk cinta philia dalam hubungan yang bersifat ‘Aktif -
Pasif’ atau ‘Pasif - Aktif’ apalagi ‘Pasif - Pasif’. Hubungan ‘Aktif -
Pasif’ melahirkan anak yang tidak percaya diri alias minder karena orang
tuanya yang lebih banyak berperan, hubungan ‘Pasif - Aktif’ akan
melahirkan anak yang liar tanpa arah akibat si anak melakukan segala hal
tanpa respon yang semestinya dari orang tuanya, sedangkan hubungan
‘Pasif - Pasif’ kan melahirkan seorang anak yang apatis alias masa bodoh
terhadap orang lain.
Ada cinta yang lebih agung, yaitu cinta agape yang tidak lain adalah
cinta kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa. Cinta kepada Allah diwujudkan
dalam bentuk pemujaan alias peribadatan. Menurut ajaran agama, tidaklah
diciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada Allah.
Peribadatan yang benar akan menumbuhkan taqwa (takut) kepada Allah,
yaitu takut mengabaikan perintah Allah dan takut melanggar
larangan-larangan Allah.
Manusia juga dapat mencintai sesamanya tanpa mengenal ikatan
persaudaraan atau yang disebut dengan istilah ‘belas kasih‘ Jenis cinta
ini adalah perpaduan cinta philia dan cinta agape. Cinta jenis ini
bersifat tanpa pamrih bahkan cenderung ingin memberikan sesuatu terhadap
orang lain karena keadaan yang dialami orang tersebut dan sebagai
perwujudan kecintaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kamis, 14 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar